KEPEMIMPINAN
*PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Adapun
pengertian kepemimpinan yang di kemukakan oleh beberapa para ahli :
Menurut Tead Terry Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Tead Terry Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
MenurutGeorge
Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan untukmempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka rela untukmencapai tujuan kelompok
Menurut Cyriel O'Donnell, kepemimpinan adalah
mempengaruhi oranglain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum.
Fungsi dan
Tugas
Seorang
pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :
1.Mengambil
keputusan
2.Mengembangkan
informasi
3.Memelihara
dan mengembangkan loyalitas anggota
4.Memberi
dorongan dan semangat pada anggota
5.Bertanggungjawab
atas semua aktivitas kegiatan
6.Melakukan
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
7.Memberikan
penghargaan pada anggota yang berprestasi
Sedangkan
tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :
A) Yang
berkaitan dengan kerja :- Mengambil inisiatif - Mengatur langkah dan arah-
Memberikan informasi- Memberikan dukungan- Memberi pemikiran- Mengambil suatu
kesimpulan
B) yang
berkaitan dengan kekompakan anggota :- Mendorong, bersahabat, bersikap
menerima- Mengungkapkan perasaan- Bersikap mendamaikan- Berkemampuan mengubah
dan menyesuaikan pendapat.
*TEORI
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
mempunyai banyak arti, seperti :
Kreiner
menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana
seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna
mencapai tujuan organisasi.
Menurut
Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi
individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan
diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa
mempengaruhi perilaku orang lain.
Genetic Theory : Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Teori-teori dalam kepemimpinanGenetic Theory : Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
1)
Teori
Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain.
Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang dianggap titisan dewa dan sebagainya.
Karisma yang ditunjang oleh oleh mitos dan legenda ini bukanlah dating dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan, sehingga tidak dapat digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicarakan ini.
Teori bakat menurut Hourse (1977) bahwa karisma yang berupa bakat atau sifat adalah hal yang dapat dijelaskan secara objektif ilmiyah, sehingga dapat diteliti, diukur, dan diuktikan keberadaanya.
Teori bakat menurut Baas (1985) ada factor-faktor tambahan lain yang menyebabkan lahirnya kepemimpinan karismatik selain faktor bawaan sejak lahir yang dikemukakan oleh Hourse, yaitu factor anteseden (hal yang mendahului terjadinya seorang pemimpin), faktor atribusi (keyakinan sendiri) dan faktor konsekuensi dari kepemimpinan.
Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut bersarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.
Teori Tranformasional menurut Robert (1984) bahwa pemimpin karismatik dapat juga terjadi dalam kelompok-kelompok yang sangat terorganisasi. Berbeda dari pendapat sebelumnya yang seakan-akan menyatakan bahwa kepemimpinan karismatik tidak dapat berjan pada kelompok-kelompok yang sangat terorgaisasi.
Karisma: Negatif atau Positif?
Ykul (1989) mengemukakan bahwa sejarah telah mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang telah member dampak positif yang sangat luar biasa kepada kelompoknya, bahkan terhadap umat manusia secara keseluruhan, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King. Di pihak lain sejarah juga mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang memberikan dampak negative dan kehancuran, seperti Adolf Hitler. Pertanyaan yang timbul adalah “Apakah pemimpin karismatik berdampak positif atau negatif bagi pengikutnya?”. Pertanyaan ini semakin perlu dijawab karena banyak pemimpin karismatik yang sulit digolongkan dalam salah satu jenis tersebut. Bahkan ada yang berpengaruh negatif di satu pihak namun positif di pihak yang lain.
Musser (1987) mengusukan kriteria yang berbeda antara pemimpin karismatik yang positif dan negatif. Ciri pemimpin karismatik yang negatif adalah yang lebih mementingkan tujuan dirinya sendiri daripada idiologi-idiologinya.
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain.
Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang dianggap titisan dewa dan sebagainya.
Karisma yang ditunjang oleh oleh mitos dan legenda ini bukanlah dating dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan, sehingga tidak dapat digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicarakan ini.
Teori bakat menurut Hourse (1977) bahwa karisma yang berupa bakat atau sifat adalah hal yang dapat dijelaskan secara objektif ilmiyah, sehingga dapat diteliti, diukur, dan diuktikan keberadaanya.
Teori bakat menurut Baas (1985) ada factor-faktor tambahan lain yang menyebabkan lahirnya kepemimpinan karismatik selain faktor bawaan sejak lahir yang dikemukakan oleh Hourse, yaitu factor anteseden (hal yang mendahului terjadinya seorang pemimpin), faktor atribusi (keyakinan sendiri) dan faktor konsekuensi dari kepemimpinan.
Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut bersarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.
Teori Tranformasional menurut Robert (1984) bahwa pemimpin karismatik dapat juga terjadi dalam kelompok-kelompok yang sangat terorganisasi. Berbeda dari pendapat sebelumnya yang seakan-akan menyatakan bahwa kepemimpinan karismatik tidak dapat berjan pada kelompok-kelompok yang sangat terorgaisasi.
Karisma: Negatif atau Positif?
Ykul (1989) mengemukakan bahwa sejarah telah mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang telah member dampak positif yang sangat luar biasa kepada kelompoknya, bahkan terhadap umat manusia secara keseluruhan, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King. Di pihak lain sejarah juga mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang memberikan dampak negative dan kehancuran, seperti Adolf Hitler. Pertanyaan yang timbul adalah “Apakah pemimpin karismatik berdampak positif atau negatif bagi pengikutnya?”. Pertanyaan ini semakin perlu dijawab karena banyak pemimpin karismatik yang sulit digolongkan dalam salah satu jenis tersebut. Bahkan ada yang berpengaruh negatif di satu pihak namun positif di pihak yang lain.
Musser (1987) mengusukan kriteria yang berbeda antara pemimpin karismatik yang positif dan negatif. Ciri pemimpin karismatik yang negatif adalah yang lebih mementingkan tujuan dirinya sendiri daripada idiologi-idiologinya.
2)
Teori
Perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas. Teori perilaku menurut beberapa ahli, antara lain;
Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin (manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah sebagai pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator.
Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh peran itu, hal itu akan ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan memiliki kecocokan dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul dalam hal itu.
Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga memusatka teori kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam posisi managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager dalam organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan pengorganisasi, pembuat keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan, pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi.
Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang dapat menduduki sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki kemampuan tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan lemah di peran yang lain.
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas. Teori perilaku menurut beberapa ahli, antara lain;
Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin (manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah sebagai pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator.
Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh peran itu, hal itu akan ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan memiliki kecocokan dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul dalam hal itu.
Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga memusatka teori kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam posisi managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager dalam organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan pengorganisasi, pembuat keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan, pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi.
Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang dapat menduduki sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki kemampuan tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan lemah di peran yang lain.
3)
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntunan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntunan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Macam-macam kepemimpinan
1.Kepemimpinan otokrasi
Kepemimpian otokrasi disebut
juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini
mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus
melaksanakannya atau
karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut Kepemimpinan otokrasi dapat
dilihat dari ciri-cirinya antara lain :
(1) Mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan yang melekat pada dirinya,
(2) Menganggap dirinya paling berkuasa,
(3)
Menganggap dirinya paling mengetahui segala persoalan, orang
lain
dianggap tidak tahu,
(4)
Keputusan-keputusan yang diambil secara sepihak, tidak
mengenal
kompromi, sehingga ia tidak mau menerima saran dari
bawahan,
bahkan ia tidak memberi kesempatan kepada bawahan untuk meberikan saran,
pendapat atau ide,
(5) Keras
dalam menghadapi prinsip,
(6) Jauh
dari bawahan,
(7) lebih
menyukai bawahan yang bersikap abs (asal bapak senang),
(8)
perintah-perintah diberikan secara paksa,
(9)
pengawasan dilakukan secara ketat agar perintah benar-benar dilaksanakan
2.Kepemimpinan demokrasi
Gaya atau
tipe kepemimpinan ini dikenal pula dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau
konsensus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang
melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya, walaupun yang membuat
keputusan akhir adalah pemimpin, setelah menerima masukan dan rekomendasi dari
anggotan tim.
Asumsi lain
bahwa partisipasi memberikan kesempatan kepada para anggota untuk mengembangkan
diri mereka.
3.Kepemimpinan
militeristik
Kepemimpinan
militeristik tidak hanya terdapat di kalangan militer saja, tetapi banyak juga
terdapat pada instansi sipil (non-militer).
Ciri-ciri
kepemimpinan militeristik antara lain;
(1) Dalam
komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal,
(2)Dalam
menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara lisan ataupun
tulisan,
(3) Segala
sesuatu bersifat formal,
(4) Disiplin
tinggi, kadang-kadang bersifat kaku,
(5)Komunikasi
berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan kesempatan untuk memberikan
pendapat,
(6) Pimpinan
menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang diberikannya.
*TOKOH PEMIMPIN
Dr. H.
Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang
dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai
wakil presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan
mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis",
mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20
Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.
Pada tanggal
20 Oktober 2009, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kembali di lantik sebagai
Presiden RI untuk periode 2009-2014, setelah bersama pasangannya Prof. Dr.
Boediono memenangkan Pemilihan Umum Presiden pada 8 Juli 2009 dalam satu
putaran langsung dengan memperoleh 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati
Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.
Presiden
SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di
Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in
Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya
berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi
Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa,
masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari
Thammasat University di Thailand ilmu politik.
Susilo
Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus
mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal
TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian
pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad
dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di
Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan
teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun
markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas
Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.
Selain di
dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika
menjadi Chief Military Observer United Nations Peace Keeping Operations (CMO
UNPKO) dan Komandan Kontingen Indonesia di Bosnia Herzegovina pada
1995-1996.
Setelah
mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, beliau mengalami percepatan masa
pensiun maju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun 2000. Atas pengabdiannya,
beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa, diantaranya Satya Lencana
PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra Adipurna. Atas jasa-jasanya
yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima bintang jasa tertinggi di
Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.
Sebelum
dipilih rakyat dalam pemilihan presiden langsung, Presiden Yudhoyono
melaksanakan banyak tugas-tugas pemerintahan, termasuk sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan
pada Kabinet Persatuan Nasional di jaman Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau
juga bertugas sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet
Gotong-Royong di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada saat bertugas
sebagai Menteri Koordinator inilah beliau dikenal luas di dunia internasional
karena memimpin upaya-upaya Indonesia memerangi terorisme.
Presiden
Yudhoyono juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau
pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the
Partnership for the Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan
organisasi-organisasi internasional untuk meningkatkan tata kepemerintahan di
Indonesia. Beliau adalah juga Ketua Dewan Pembina di Brighten Institute, sebuah
lembaga kajian tentang teori dan praktik kebijakan pembangunan nasional.
Pada
beberapa tahun terakhir, Presiden Yudhoyono juga berperan aktif dalam berbagai
forum internasional, termasuk dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Sejak
pelaksanaan Konferensi Bali mengenai Perubahan Iklim di tahun 2007, yang
menghasilkan Bali Road Map, hingga pertemuan sejenis di Kopenhagen yang
menghasilkan Copenhagen Accord,Presiden Yudhoyono selalu
memberikan
kontribusi nyata. Presiden Yudhoyono juga memprakarsai terbentuknya Coral
Triangle Initiative,yang merupakan upaya kerjasama antara Indonesia,
Malaysia, Philipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Brunei
Darussalam, dalam melindungi keanekaragaman sumber daya hayati lautan di
wilayah ini, serta terbentuknya Forest - 11 (F-11), kelompok negara-negara
pemilik hutan tropis di dunia. Atas berbagai upaya tersebut, pada pembukaan The
11th Special Session of The Governing Council/Global Ministerial Enviromental
Forum pada bulan Februari 2010 lalu di Bali, Presiden Yudhoyono mendapatkan
penghargaan UNEP Award Leadership in Marine and Ocean Management.
Presiden
Yudhoyono adalah seorang penggemar baca dengan koleksi belasan ribu buku, dan
telah menulis sejumlah buku dan artikel seperti: Transforming Indonesia:
Selected International Speeches (2005), Peace deal with Aceh is just a
beginning (2005), The Making of a Hero (2005), Revitalization of
the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002), dan Coping
with the Crisis - Securing the Reform (1999). Ada pula Taman Kehidupan,
sebuah antologi yang ditulisnya pada 2004. Presiden Yudhoyono adalah penutur
fasih bahasa Inggris.
Presiden
Yudhoyono adalah seorang Muslim yang taat. Beliau menikah dengan Ibu Ani Herrawati
dan mereka dikaruniai dengan dua anak lelaki. Pertama, Kapten Inf Agus
Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 dan telah
menyelesaikan Program Master di bidang Strategic Studies di IDSS, Nanyang
Technological University, Singapura. Pada akhir bulan mei 2010 yang
bersangkutan juga telah menyelesaikan Program Master di bidang Public Policy di
Kennedy School of Goverment, Harvard University, Amerika Serikat. Telah menikah
dengan Annisa Larasati Pohan, dan dikaruniai seorang putri, Almira Tunggadewi
Yudhoyono.
Kedua, Edie
Baskoro Yudhoyono, lulusan bachelor of Commerce Finance dan Electronic
Commerce dari Curtin University of Technology,Perth, Western Australia,
serta lulusan Program Master bidang International Political Economy di
S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University
(NTU) Singapura. Saat ini aktif sebagai anggota DPR RI dan sebagai Sekretaris
Jenderal Partai Demokrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar